Rabu, 13 April 2011

MOUNT FUJI AND LEGENS


Jepang merupakan Negara yang kaya legenda dan cerita rakyat. Dengan wilayahnya yang lebih dari 60% merupakan daerah pegunungan, membuat banyak legenda dan cerita rakyat yang berlatar belakang daerah pegunungan. Gunung fuji yang terletak di pulau Honshu merupakan gunung yang paling terkenal di jepang, dan salah satu gunung yang ternama di dunia. Keberadaan Gunung Fuji erat dengan masyarakat jepang, terkaik dengan tradisi maupun kepercayaan mereka.
Gunung Fuji dianggap tempat yang suci sampai masa restorasi Meiji, dimana sebagian kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal tersebut dilarang. Namun gunung Fuji bukan hanya menjadi ciri khas Negara  Jepang, namun menjadi salah obyek wisata yang diunggulkan. Kini banyak masyarakat Jepang (maupun turis asing) yang melakukan perjalanan kegunung Fuji. Pada jaman dahulu wanita sempat dilarang untuk melakukan perjalanan atau mendaki gunung Fuji.

Walau nanpak anggun dan tenang, gunung Fuji bukannya tidak pernah meletus. Letusan gunung Fuji yang terakhir adalah pada tahun 1708 yang meninggalkan tumpukan abu yang cukup tinggi di wilayah Tokyo (dulu Edo). Tapi kini status gunung yang berbentuk kerucut simetris ini tidak lagi aktif.

Terdapat beberapa legenda atau cerita rakyat yang terkait dengan gunung Fuji. Berikut ini adalah beberapa di antaranya. Asal usul gunung Fuji tertuang dalam sebuah legenda yang mengisahkan terciptanya gunung tersebut dalam tempo satu malam. Dikisahkan, Visu seorang penebang kayu yang hidup disebuah pondok bersama anak istrinya tiba-tiba terbangun disuatu malam karena guncangan dan suara keras dari dalam tanah. Visu segera membawa anak dan istrinya keluar karena mengira terjadi gempa bumi . namun saat ia melangkahkan kaki keluar dari pondoknya, daerah sekitar tempat tinggalnya yang awalnya merupakan dataran luas telah berubah menjadi sebuah gunung. Visu begitu kagum sehingga menamai gunung tersebut “Fujiyama”.
Legenda lain tentang gunung Fuji adalah Sengen-sama atau Asama no Okami, yang merupakan dewa gunung berapi. Masyarakat jepang dulu membangun kuil bagi Sengen-sama di kaki gunung Fuji untuk menghormati sang dewa dan roh-roh lain yang menghuni gunungFuji, dan memohon agar gunung Fuji tidak meletus. Dalam kenyataan sekarang, banyak pengunjung yang ingin mendaki gunung Fuji berusaha mampir ke kuil tersebut untuk berdoa demi keselamatan saat pendakian.
Asal kata Fuji untuk gunung Fuji sendiri masih tidak jelas. Ada pendapat bahwa kata tersebut berarti’tanpa tandingan’, kemudian ada pendapat lain bahwa kata Fuji berakar dari kata Fuchi [yang artinya api]. Namun pendapat ini ditentang oleh para ahli bahasa jepang. Salah satu pendapat yang paling terkenal adalah bahwa kata Fuji memiliki makna ‘keabadian’ atau ‘immortality’. ‘Fuji’ sebagai keabadian muncul dalam legenda Kaguyama-hime [Kaguyama-hime no monogatari].
Ini adalah legenda [termasuk salah satu cerita tertua] di Jepang tentang seorang penebang bambu tua bernama Taketori-no Okina [dalam versi lain bernama Sanuki no Miyatsuko] yang menemukan batang bambu yang bersinar. Saat membelah batang bamboo yang bersinar itu, ia menemukan seorang bayi perempuan sebesar ibu jarinya. Taketori dengan gembira membawa bayi itu pulang. Pasangan yang telah lama mendambakan kehadiran seorang anak itu merasa amat bahagia dan menamakan bayi itu Kaguyama-hime [putrid yang bersinar di malam hari]. Anehnya setelah mendapatkan Kaguyama-hime, setiap kali Taketori membelah bamboo, ia selalu menemukan segumpal emas di dalamnya. Tak heran, Takerori dan istrinya menjadi kaya raya. Sementara Kaguyama-hime sendiri setelah lewat 3 bulan, tubuhnya membesar ke ukuran bayi normal, lalu tumbuh menjadi seorang wanita dengan kecantikan yang luar biasa. Awalnya Takerori berusaha menyembunyikan Kaguya-hime dari orang lain, namun perihal kecantikan Kaguyama-hime pada akhirnya menyebar dan membuat 5 orang pangeran dating menemui Taketori untuk meminang Kaguya-hime.
Kaguya –hime meminta ke-5 pangeran itu untuk mencarikan benba-benda pusaka. Pangeran pertama diminta mencarikan mangkuk  suci milik Buddha, pangeran kedua diminta mencari sebuah tanaman bunga yang terbuat dari emas, pangeran ketiga diminta mencari jubah legenda dari China, kemudian pangeran keempat diminta mengambil permata berwarna dari leher seekor naga, dan pangeran terakhir mencari sebuah pusaka burung walet.
Pangeran pertama, kedua dan ketiga menyadari bahwa permintaan Kaguya-hime adalah suatu yang mustahil, dan mereka kembali dengan membawa barang yang mirip, namun bukan yang benar-benar diminta Kaguya-hime. Pangeran keempat menyerah setelah dihadang badai, sedangkan pangeran kelima harus gugur saat berusaha. Maka kelima pangeran itupun gagal mempersunting Kaguya-hime. Setelah itu datang kaisar Jepang, Mikado, yang memang jatuh cinta terhadap Kaguya-hime. Walaupun kaisar tidak diminta mencarikan benda-benda pusaka, namun tetap saja Kaguya-hime menolak pinangan Kaisar dengan alasan  ia bukan berasal dari tempat ini dan tidak dapat pergi keistana bersama dengan Kaisar. Dimusim panas, setiap ada bulan purnama, Kaguya-hime selalu dipenuhi dengan kesedihan dan derai air mata. Taketori dan istrinya berusaha untuk menghibur Kaguya-hime, namun Kaguya-hime tetap saja dipenuhi kesedihan bahkan tindak-tanduknya menjadi tak menuntu. Hingga suatu saat ia menjadi tak tertahankan dan mengatakan pada orang tua angkatnya bahwa sesunggunhnya ia bukan berasal dari dunia manusia dan ia harus kembali ketempat asalnya, yaitu di bulan. Saat hari kepulangan Kaguya-hime tiba, Kaisar menaruh pasukan penjaga di sekeliling rumah Taketori agar ‘orang-orang bulan’ tidak dapat menjeput Kaguya-hime. Namun apalah artinya manusia biasa karena para penjaga tidak bias berbuat apa-apa malah mereka terbutakan oleh cahaya yang amat menyilaukan. Kaguya-hime mengatakan bahwa ia amat mencintai keluarganya di bumi tapi ia harus pulang ketempat asalnya. Ia menulis surat amat mengharukan berisi permintaan maaf kepada orang tua angkatnya dan Kaisar, serta memberikan jubahnya kepada orang tua angkatnya sebagai kenang-kenangan. Ia juga memberikan sebuah botol kecil kepada Kaisar yang berisi ramuan yang bisa  diminum akan membuatnya hidup abadi. Saat Kaguya-hime menitipkan surat dan botol kecil untuk Kaisar, sebuah jubah diletakkan diatas pundaknya dan membuat ingatannya tentang kesedihan dan belas kasihan terhadap orang-orang bumi menjadi hilang. Kaguya-hime pun pulang ke bulan.tak lama kemudian Taketori dan istrinya menjadi sakit keras, dan Kaisar yang membaca surat Kaguya-hime dipenuhi dengan kesedihan sehingga ia bertanya kepada para bawahannya tentang gunung yang paling dekat dengan langit. Salah seorang dari mereka menjawab gunung besar di propinsi Suraga adalah gunung tinggi terdekat dengan langit. Kaisar memerintahkan agar surat dari Kaguya-hime dibakar dipuncak gunung Fuji agar asapnya mencapai langit tempat Kaguya-hime tinggal dan botol kecil berisi ramuan kehidupan yang diberikan Kaguya-hime dibakar karena Kaisar tak menginginkan hidup abadi tanpa melihat gadis yang dicintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar